ResearchBib Share Your Research, Maximize Your Social Impacts
Sign for Notice Everyday Sign up >> Login

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI BARANG JADI KARET DI SUMATERA SELATAN

Journal: Jurnal Riset Industri (Vol.7, No. 3)

Publication Date:

Authors : ; ; ; ;

Page : 243-249

Keywords : potensi; industri barang jadi karet; SWOT.;

Source : Downloadexternal Find it from : Google Scholarexternal

Abstract

Sumatera Selatan adalah salah satu penghasil karet terbesar di Indonesia. Karet yang dihasilkan diekspor dalam bentuk bahan mentah atau bahan setengah jadi berupa lateks, sheet, crepe, dan crumb rubber, padahal jika bahan tersebut diolah menjadi barang jadi maka akan menghasilkan manfaat yang lebih besar seperti terciptanya nilai tambah dan kesempatan kerja serta berkembangnya perekonomian wilayah. Oleh karena itu dalam tulisan ini dikaji Analisa Pengembangan Industri Barang Jadi Karet di Sumatera Selatan. Publikasi ini adalah bagian dari penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Industri Barang Jadi Karet di Sumatera Selatan menggunakan metode SWOT, ISM (interpretative Structural Model) dan IDEFo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan industri barang jadi karet di Sumatera Selatan menghadapi berbagai kelemahan dan ancaman meliputi ; 1) penguasaan teknologi yang masih minim, 2) tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk yang masih rendah, 3) insentif yang masih sulit diperoleh, 4) sulit mendapatkan bahan penolong untuk input produksi, 5) kurang tenaga kerja terampil, 6) masuknya produk dari luar negeri, 7) bisnis perkaretan yang didominasi jaringan bisnis luar negeri, dan 8) konversi tanaman karet yang digantikan dengan tanaman lain. Kekuatan dan peluang yang merupakan potensi pengembangan industri barang jadi karet di Sumatera Selatan meliputi ; 1) tersedianya bahan baku karet alam, 2) tersedianya tenaga kerja yang banyak, 3) peluang untuk pemasaran produk, 4) dukungan pemerintah, 5) penguasaan teknik produksi, 6) kebutuhan produk yang terus meningkat, 7) terbukanya pasar ekspor dan substitusi impor, 8) semakin berkembangnya jenis / ragam produk, 4) dukungan teknologi oleh lembaga riset, dan 9) komitmen pemerintah terhadap pengembangan industri ini.

Last modified: 2017-08-09 17:19:48