Analisis Usahatani Padi dengan Inovasi dan Optimalisasi Mikroorganisme Lokal (Studi Pada Desa Petiyintunggal Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik)
Journal: Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (Vol.1, No. 1)Publication Date: 2017-11-01
Authors : Mutiara Novitaria Sipayung; Fitria Dina Riana;
Page : 8-21
Keywords : Mikroorganisme Lokal; konvensional; biaya; penerimaan; pendapatan;
Abstract
Padi (Oryza Sativa) merupakan salah satu komoditas pangan yang paling penting di Indonesia. Namun jumlah hasil produksi masih belum dapat mencukupi permintaan yang ada. Potensi pertanian di Desa Petiyintunggal yaitu tanaman padi, jagung, kacang hijau, dan beberapa jenis tanaman hortikultura. Sistem tanam padi yang digunakan oleh petani padi di Desa Petiyintunggal kebanyakan masih mengunakan sistem budidaya padi secara konvensional, sehingga input yang digunakan dalam proses budidaya masih banyak sehingga biaya yang dikeluarkan juga banyak Tujuan penelitian ini adalah: (1) menggambarkan perbedaan teknologi yang digunakan petani usahatani padi menggunakan mikroorganisme lokal dengan petani yang tidak menggunakan mikroorganisme lokal di Desa Petiyintunggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik; dan (2) Menganalisis jumlah produksi, besar biaya yang dikeluarkan, penerimaan, dan pendapatan petani usahatani padi yang menggunakan mikroorganisme lokal dan petani yang tidak menggunakan mikroorganisme lokal di Desa Petiyintunggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis usahatani. Hasil penelitian di Desa Petiyintunggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik diperoleh sebagai berikut: (1) Kegiatan usahatani yang dilakukan di di Desa Petiyintunggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik dimulai pada November 2015 hingga Maret 2016. Tujuan penggunaan mikroorganisme lokal pada usahatani padi sawah adalah mengoptimalkan sumber daya alam yang ada untuk menjaga kesetabilan ekosistem dan menuju pertanian yang berkelanjutan. (2) Penggunaan mikroorganisme lokal dalam usahatani padi sawah memberikan perbedaan pendapatan yang signifikan dengan petani yang tidak menggunakan mikroorganisme lokal yaitu dengan selisih pendapatan sebesar Rp 4.550.504,-. Pendapatan petani yang menggunakan mikroorganisme lokal lebih tinggi di bandingkan dengan petani yang tidak menggunakan mikroorganisme lokal.
Other Latest Articles
- PRELIMINARY DESIGN AND ANALYSIS OF COST PARAMETERS OF A HIGH-RISE BUILDING: BRACED SHEAR WALL CORE SYSTEM
- Pengaruh Pengambilan Keputusan Petani pada Sistem Penjualan Padi (Oryza Sativa L.) Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Usahatani (Studi Kasus di Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang)
- EFFECT OF PLUG REMOVAL ON LOAD TRANSFER IN PLUGGED OPEN ENDED PILE BEHAVIOR
- AN EFFICIENT ANALYSIS OF LINEAR AND NONLINEAR MODEL USING VARIOUS REGRESSION LEVEL FOR FLUID DAMPERS
- AN ANALYTIC AND CONSTRUCTIVE APPROACH TO CONTROL SEISMIC VIBRATIONS IN BUILDINGS
Last modified: 2018-04-06 22:34:23