Karakteristik Hutan Rakyat Jati dan Sengon serta Manfaat Ekonominya di Kabupaten Malang
Journal: Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (Vol.2, No. 2)Publication Date: 2018-02-01
Authors : Rika Ratna Sari; Kurniatun Hairiah; Suyanto;
Page : 129-137
Keywords : Manfaat ekonomi; hutan rakyat; jati; sengon; net present value (NPV);
Abstract
Penanaman pepopohan di lahan pertanian dalam sistem agroforestry dan hutan rakyat diharapkan mampu meningkatkan keberlanjutan lansekap yang dinilai dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Hal ini dipengaruhi oleh manajemen lahan yang menentukan proses pengambilan keputusan terkait sistem penggunaan lahan yang dipilih dan jenis tanaman yang akan ditanam. Keberadaan pohon dalam sistem hutan rakyat diharapkan mampu memperbaiki produktivitas lahan dan dapat memberikan pendapatan untuk perbaikan dalam aspek ekonomi. Penilaian manfaat ekonomi pohon dalam kurun waktu tertentu dapat dilakukan melalui analisis Net Present Value (NPV). Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi keuntungan yang diperoleh petani pada sistem hutan rakyat khususnya tanaman sengon dan jati dibandingkan dengan tanaman semusim (jagung dan bawang merah) serta menganalisis sistem mana yang lebih menguntungkan ditinjau dari aspek ekonomi dan ekologi. Survey dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan informasi terkait biaya produksi dan pendapatan dari petani yang benar-benar mengelola sistem hutan rakyat. Penelitian ini dilakukan pada di Kabupaten Malang yang merupakan sentra hutan rakyat di Jawa Timur. Populasi pohon rata-rata pada hutan rakyat adalah 1396 pohon ha-1. Hutan rakyat jati dan sengon, sekitar 77% didominasi oleh kayu sedang (BJ 0,6 – 0,75 g cm-3), dan 23% kayu ringan. Total cadangan karbon di Hutan rakyat jati cukup tinggi bila dibandingkan dengan hutan rakyat sengon. Secara ekonomi, hutan rakyat jati memiliki nilai NPV tertinggi yakni Rp. 643.514.720,-/ha/30 tahun, sedang hutan rakyat sengon sekitar 44% lebih rendah (Rp. 357.833.338,-/ha/30 tahun). Nilai NPV pada hutan rakyat lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman semusim sehingga hutan rakyat lebih menguntungkan secara ekonomi dibandingkan tanaman semusim. Secara ekologi hutan rakyat mampu memperbaiki kondisi lahan dan kesuburan tanah secara perlahan melalui masukan seresahnya, serta dapat menekan limpasan permukaan karena tutupan kanopinya dan meningkatkan cadangan karbon
Other Latest Articles
- Pola Konsumsi dan Estimasi Permintaan Daging Ayam Ras (Broiler) pada Tingkat Rumah Tangga di Jawa Timur: Penerapan Model Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS)
- Pengaruh Fungsi Kelompok Terhadap Kemandirian Anggota pada Kelompok Tani Padi Organik di Paguyuban Al-Barokah Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
- Analisis Perbandingan Biaya Dan Pendapatan Usahatani Tebu Sistem Tanam Rawat Ratoon Pada Lahan Sawah Dan Lahan Tegal di Jawa Timur
- Pengaruh Karakteristik Terhadap Pendapatan Petani Jagung di Kabupaten Sumba Timur (Studi Kasus: Desa Kiritana, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur)
- Pengaruh Atmopherics Stimuli Terhadap Minat Beli Konsumen Buah-Buahan (Studi Kasus di Istana Buah Blimbing, Malang)
Last modified: 2018-04-06 22:39:54