ResearchBib Share Your Research, Maximize Your Social Impacts
Sign for Notice Everyday Sign up >> Login

ANALISIS KARAKTERISTIK KEDALAMAN PERAIRAN, ARUS DAN GELOMBANG DI PULAU DUTUNGAN KABUPATEN BARRU

Journal: Scientific Pinisi (Vol.1, No. 1)

Publication Date:

Authors : ; ; ;

Page : 2118-2118

Keywords : ;

Source : Download Find it from : Google Scholarexternal

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik kedalaman perairan, arus dan gelombang di pulau Dutungan Kabupaten Barru. Proses analisis rencananya akan dilakukan dengan mengumpulkan data oseanografi fisika yang ada di perairan pulau Dutungan Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif dengan menggambarkan dan menjelaskan hubungan/gejala yang ada. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan obyek penelitian, dalam hal ini adalah wilayah perairan pulau Dutungan yang meliputi aspek oseanografi fisika menurut variabel kedalaman perairan, kondisi arus, dan gelombang di Pulau Dutungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data kedalaman Perairan Pulau Dutungan berada pada kisaran kedalaman 1,2 m hingga 43 meter sehingga sinar matahari masih dapat mencapai dasar laut pada tempat yang sempat diukur kedalamannya. Dari data kedalaman yang didapatkan menunjukkan terdapat palung yang mengelilingi Pulau Dutungan. Kecepatan arus di semua titik pengamatan rata-rata berkisar antara 0,017 m/s hingga 0,053 m/s. Pengukuran arus juga dilakukan di perairan dalam, Pulau Dutungan diperoleh hasil bahwa kecepatan terkecil pada titik A1 dengan kecepatan arusnya 0,04 m/s dengan arah 81o, dan terbesar terdapat pada titik D1 dengan kecepatan arusnya 0,45 m/s dengan arah 185o. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, rata-rata tinggi gelombang disekitar Dermaga Pulau Dutungan pada pagi, siang dan sore hari adalah sebesar 5,13 cm, 10 cm, dan 16,02 m. Tinggi gelombang signifikan dan tinggi gelombang pecah yang paling tinggi rata-rata terjadi pada sore hari. Hal ini disebabkan oleh faktor angin yang berhembus dengan kecepatan yang lebih besar yang menjadi pembangkit gelombang, serta adanya pasang surut air laut. Gelombang menjadi lebih tinggi ketika permukaan laut menuju pasang naik pada? malam hari. Selain itu, bentuk topografi dasar perairan juga sangat menentukan tinggi gelombang air laut yang terbentuk.

Last modified: 2016-12-01 07:11:41