Kedudukan Hakim Komisaris dalam RUU Hukum Acara Pidana
Journal: Jurnal Penelitian Hukum De Jure (Vol.18, No. 4)Publication Date: 2018-12-10
Authors : Mosgan Situmorang;
Page : 434-444
Keywords : Lembaga Hakim Komisaris;
Abstract
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana atau yang biasa disebut KUHAP telah berumur 37 tahun. Dalam kurun waktu tersebut undang-undang ini sudah bereperan besar dalam penegakan hukum di Indonesia khususnya sebagai dasar dalam penegakan dan proses hukum pidana. Sebagai karya yang dianggap sangat fenomenal pada waktu pengundangannya ternyata KUHAP juga mempunyai kekurangan yang ditemukan dalam perjalanan penerapannya. Salah satu hal yang akhir-akhir ini menjadi sorotan adalah menyangkut masalah pra peradilan, yang terdapat dalam KUHAP. Ketentuan mengenai pra peradilan dibuat dengan maksud untuk melindungan Hak Asasi Manusia khususnya hak pihak-pihak yang menjadi tersangka dalam proses pidana. Menyadari adanya kekurangan dalam pra peradilan maka dalam pembaharuan KUHAP diperkenalkan adanya hakim komisaris sebagai penganti lembaga pra peradilan. Lembaga hakim komisaris ini sudah dimaksukkan dalam RUU Hukum Acara Pidana walaupun masih menuai pro dan kontra, Lembaga Hakim Komisaris ini sudah banyak dibahas di dalam seminar-seminar dan diskusi-diskusi. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai keberadaan lembaga Hakim Komisaris ini maka dipandang perlu untuk melakukan suatu penelitian. Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran lembaga hakim komisaris dalam RUU KUHAP. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaturan peran lembaga Hakim Komisaris dalam RUU KUHAP. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah juridis normatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Lembaga Hakim Komisaris ini dimaksudkan untuk mengganti peran pra peradilan yang diatur di dalam KUHAP yang bertujuan untuk melindungi hak-hak tersangka dengan cara yang lebih baik. Dengan demikian disarankan agar keberadaan Hakim Komisaris yang telah dimasukkan dalam RUU KUHAP tetap dipertahankan apabila RUU tersebut menjadi undang-undang.
Other Latest Articles
- LITERATURE REVIEW ON HOW INDIGENOUS KNOWLEDGE FACILITATES DISASTER RISK REDUCTION
- POLITICAL RELATIONS BETWEEN KAIDU-DUWA AND YUAN EMPERORS (END OF XIII - BEGINNING OF XIV CENTURY)
- CULTURALIZATION STRATEGIES FOR THE DEVELOPMENT OF MAYAN CULTURE IN GUATEMALA
- LINGUOCULTURAL AND COGNITIVE CRITERIA IN STUDY OF PARTICLES IN GERMAN AND UZBEK LANGUAGES
- THE USE OF DIGITAL DIPLOMACY AS A TOOL FOR SYMBOLIC VIOLENCE: TWITTER ANALYSIS OF RUSSIAN-TURKISH RELATIONS
Last modified: 2018-12-17 15:44:21