ResearchBib Share Your Research, Maximize Your Social Impacts
Sign for Notice Everyday Sign up >> Login

OPTIMALISASI KERJA MYCOFER DENGAN AUGMENTASI MIKROORGANISME TANAH POTENSIAL DAN ASAM HUMAT UNTUK REHABILITASI LAHAN MARGINAL DAN TERDEGRADASI DI INDONESIA

Journal: Jurnal ilmu pertanian Indonesia (Vol.14, No. 2)

Publication Date:

Authors : ; ; ;

Page : 118-131

Keywords : fungi mikoriza arbuskula; mikroorganisme pelarut fosfat; mikroorganisme penambat nitrogen; asam humat;

Source : Downloadexternal Find it from : Google Scholarexternal

Abstract

Tanah marginal dan terdegradasi di Indonesia cukup banyak, antara lain tanah masam dan tanah pasca penambangan. Untuk mengatasinya dengan penggunaan pupuk hayati yaitu fungi mikoriza arbuskula (FMA), mikroorganisme pelarut fosfat (MPP) dan mikroorganisme penambat nitrogen (MPN). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi baru pupuk hayati yang merupakan konsorsium antara Mycofer (FMA) dengan MPP, MPN, dan asam humat agar dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam menyediakan unsur hara dan membantu ketahanan tanaman pada lingkungan yang kurang menguntungkan. Penelitian ini terdiri dari penelitian tahun pertama terdiri dari 3 tahap yaitu: (i) Persiapan bahan augmentasi: perbanyakan mikroba potensial (FMA, MPP dan MPN) dan asam humik (ii) Formulasi pupuk hayati yaitu (i) Mycofer dengan penambahan MPP isolat 1, 2 dan 3 (ii) Mycofer dengan penambahan Azospirilum isolat 1, 2 dan 3 (iii) Mycofer dengan penambahan Rhizobium isolat 1, 2 dan 3, (iv) Mycofer dengan penambahan asam humat, (v) Mycofer dengan penambahan MPP, Azospirilum dan Rhizobium, dan (vi) Mycofer dengan penambahan MPP, Azospirilum, Rhizobium dan asam humat. (iii) Uji formulasi Mycofer plus pada tanah masam pasca penambangan dan tanah latosol skala laboratorium dengan tanaman uji Jagung dan Legum Cover Crop (LCC) yang terdiri dari (a) Centrosema pubesens (b) Pueraria phaseoloides, rumput yang terdiri dari (a) Panicum maximum (b) Setaria splendida pada pot kapasitas 5 kg selama 3 bulan. Penelitian tahun kedua yaitu faktor pertama adalah perlakuan mikroba terdiri dari 4 taraf yaitu P1 (kontrol), P2 (mycofer). P3 (mycofer dengan Rhizobium/Azospirillum), P4 (mycoferd, Rhizobium/ Azospirillum dan MPP) dan faktor kedua adalah perlakuan teknologi penanaman terdiri dari 3 jenis yaitu T1 (SOP tambang emas), T2 ( teknologi pembenah tanah), T 3 ( Teknologi hidroseeding). Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa lima jenis tanaman uji memberikan respon yang berbeda pada tanah latosol maupun tanah pasca penambangan emas. Secara umum ke lima jenis tanaman tersebut membutuhkan pupuk hayati tidak secara tunggal, akan tetapi membutuhkan konsorsium dari beberapa jenis mikroorganisme dan hasilnya akan lebih baik bila dikombinasikan dengan pemberian asam humat, baik pada tanah latosol atau tanah pasca penambangan emas. Hasil penelitian tahun kedua pada lahan pasca tambang emas PT. Aneka Tambang di Pongkor yaitu tanaman yang toleran tidak memerlukan teknologi penanaman dan penambahan mikroba untuk pertumbuhannya yaitu Calopogonium mucunoides dan Setaria splendida, sedangkan Brachiaria humidicola, Centrosema pubescens hanya memerlukan penambahan mikroba yaitu perlakuan P3 dan P4 serta P2. Pueraria phaseoloides dan Panicum maximum termasuk tanaman peka karena memerlukan penambahan mikroba dan teknologi penanaman yaitu perlakuan T3P3 dan perlakuan T3P4.

Last modified: 2015-08-23 15:55:11