ResearchBib Share Your Research, Maximize Your Social Impacts
Sign for Notice Everyday Sign up >> Login

Kebutuhan Pengembangan dan Keterampilan Khusus Personil dalam Bidang Penerbangan Indonesia

Journal: Warta Ardhia (Vol.40, No. 2)

Publication Date:

Authors : ; ;

Page : 85-98

Keywords : keselamatan penerbangan; pemandu lalu lintas udara; pesawat; trainair plus; training development;

Source : Download Find it from : Google Scholarexternal

Abstract

Mitigation action towards aviation occurrence in Indonesia, according to number of aviation accident of the National Transport Safety Commitee, have not been showing a significant results. It can be caused by two things. First, the continuous development of aviation knowledge and technology. Second, the gaps between knowledge and skills that acquired during training phases and those required in the working environment This research is aimed to identify these gaps. The lack of understanding of Air Traffic Controllers on the concept of separation and how to implement it, minimum English speaking skills, and no training on RNA V and RNP are findings related to training solution. Whilst the malfunction of communication and monitoring devices, and no callibration to those devices are findings related to non-training solution. Pemecahan permasalahan kecelakaan penerbangan di Indonesia, berdasarkan data jumlah kecelakaan pesawat dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi, dapat dikatakan belum optimal. Masalah tersebut dapat dilihat dari dua hal, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan maupun kesenjangan yang terjadi antara kebutuhan pengetahuan dan keterampilan personil di lapangan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan pada masa pendidikan dan pelatihan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kesenjangan tersebut. Kurangnya pemahaman personil Pemandu Lalu Lintas Udara terhadap konsep pemberian separation dan implementasinya, kurangnya keterampilan bahasa Inggris dan belum terprogramnya program pelatihan RNAV dan RNP merupakan temuan yang bersifat pelatihan. Sementara tidak optimalnya fungsi peralatan komunikasi dan monitoring bahkan tidak dapat dioperasikannya peralatan monitoring serta tidak adanya program kalibrasi terhadap peralatan tersebut merupakan hasil temuan yang bersifat non-pelatihan dari penelitian ini.

Last modified: 2017-08-19 22:12:27