Pengaruh Kepadatan Lalu Lintas Penerbangan Pada Saat Taxi-Out Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pesawat Udara (Studi Kasus: Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta)
Journal: Warta Ardhia (Vol.40, No. 4)Publication Date: 2014-12-31
Authors : Minda Mora;
Page : 215-222
Keywords : waktu taxi-out; konsumsi bahan bakar; pesawat udara; Soekarno Hatta;
Abstract
In a single flight, from the origin airport to the destination airport, the aircraft experiences several different flight phases, one of which is taxi-out phase. This taxi-out phase contributes significantly to aircraft fuel consumption particularly when air traffic congestion occurred due to the time needed in taxiing become much more longer than it should be. The aim of this research is to analyze the effect of air traffic congestion on taxi-out time and aircraft fuel consumption at Soekarno-Hatta International Airport. The results show that the average of 30% of the total number of flight in July, August, and September 2014 has been delayed due to air traffic congestion on taxi-out phase and it caused an increase of 29% on aircraft fuel consumption compared to uncongested taxi-out.
Dalam satu fase penerbangan dari bandar udara asal menuju bandar udara tujuan, pesawat udara akan mengalami beberapa fase terbang, salah satunya adalah fase taxi-out. Fase ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap konsumsi bahan bakar pesawat udara, terutama ketika terjadi kepadatan lalu lintas pesawat udara karena waktu yang dibutuhkan pesawat udara untuk taxi-out menjadi lebih lama dari yang seharusnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepadatan lalu lintas pesawat udara terhadap waktu taxi-out dan konsumsi bahan bakar di Bandar Udara Soekarno Hatta-Jakarta. Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata 30% dari total jumlah penerbangan pada bulan Juli, Agustus dan September tahun 2014 mengalami keterlambatan keberangkatan karena terjadinya kepadatan lalu lintas pesawat udara pada saat taxi-out. Hal ini mengakibatkan kelebihan konsumsi bahan bakar pesawat udara sebesar 29% dibandingkan apabila pesawat udara dapat melakukan taxi-out dalam keadaan tanpa hambatan.
Other Latest Articles
- Pelayanan Kargo Udara di Bandar Udara Soekarno-Hatta
- Alternatif Pengembangan Rencana Induk Bandr Udara Cut Nyak Dien Aceh
- Pemberdayaan Industri dan Pengembangan Teknologi Penerbangan Nasional
- Kebutuhan Pengembangan dan Keterampilan Khusus Personil dalam Bidang Penerbangan Indonesia
- Kajian Perbaikan Apron Bandar Udara Ahmad Yani Semarang
Last modified: 2017-08-19 22:13:34